PELAKSANAAN STRATEGI EDUTAINMENT DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MIN 6 JEMBER
Oleh: Syaifudin Zuhri*)
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan strategi edutainment dalam proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MIN 6 Jember, serta faktor lain yang ada, yaitu penghambat dan faktor pendukung pelaksanaan strategi edutainment dalam proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MIN 6 Jember. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan subjek penelitian peserta didik di MIN 6 Jember. Data dikumpulkan menggunakan teknik wawancara (interview), pengamatan (observasi), dan dokumentasi. Peneliti sebagai instrumen utama dalam melakukan penelitian, dibantu oleh pertanyaan penelitian, pedoman wawancara, pengamatan, dan dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam analisis data menggunakan model interaktif dari Miles dan Huberman yaitu penelitian kualitatif memungkinkan dilakukan analisis data ketika peneliti berada di lapangan ataupun sesudah kembali dari lapangan baru di adakan analisis. Adapun tahapan pengumpulan data adalah tahap reduksi data, display data, dan simpulan analisis data. Keabsahan data menggunakan perpanjangan keikut-sertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi penyidik (pengecekan sejawat), dan uraian rinci. Mengenai pengecekan sejawat, teknik ini dilaksanakan oleh peneliti dengan cara mempresentasikan data dan mendiskusikannya dengan rekan-rekan guru. Nilai keabsahan data penelitian ini tidak dibangun dengan teknik triangulasi, karena pengumpulan dan pengujian data bernilai autentik. Akhirnya, keabsahan data penelitian ini pun didukung oleh uraian laporan pelaksanaan yang jelas dan terperinci. Model pembelajaran ini diharapkan mampu memotivasi guru mata pelajaran atau guru kelas lain dalam pembelajaran di kelas dan guru mempunyai banyak bekal untuk peserta didiknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan strategi edutainment di MIN 6 Jember dengan tahap perencanaan pembelajaran dan tahap pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dilakukan melalui pembuatan standar kelulusan (SKL), kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD), perencanaan program tahunan, program semester, silabus, analisis rencana pekan efektif dan RPP dengan perencanaan pembelajaran edutainment yang meliputi pengelolaan guru, pengelolaan lingkungan, dan pengelolaan waktu dengan pelaksanaan strategi edutainment. Terlaksananya pembelajaran strategi edutainment di MIN 6 Jember didukung oleh beberapa faktor yaitu; (1) keceriaan anak dalam semangat belajar, keinginan untuk menangkap dan menanya secara aktif dalam mengikuti semua proses pembelajaran, (2) kreativitas guru dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, (3) tersedianya alat permainan yang edukatif yang juga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran.
Kata kunci: Edutainment, Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu komponen kebutuhan yang sangat penting sehingga harus mendapat prioritas utama dalam kehidupan manusia. Oleh sebab itu pendidikan harus dipenuhi oleh setiap manusia. Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menentukan hidup dan keberhasilan. Setiap manusia pasti ingin memaksimalkan generasi penerusnya agar lebih baik dan berhasil dalam melanjutkan kehidupannya, baik dalam pergaulan dengan sesama serta hubungannya dengan Allah SWT. Manusia diciptakan untuk berpikir, maka dari itu manusia harus terus mengejar pendidikan setinggi-tingginya. Dalam undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) dinyatakan bahwa pendidikan terdiri atas pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi, keseluruhannya merupakan kesatuan yang sistemik.
Pendidikan dasar memiliki peranan yang penting dalam memacu anak untuk menggali potensi dirinya sejak dini, mengembangkan segala aspek perkembangan yang dimiliki anak, menanamkan nilai-nilai kehidupan, dan membentuk karakter anak. Pendidikan dasar merupakan fase yang sangat tepat untuk mengembangkan kecerdasan dan membangun karakter, sebelum melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Proses pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi yaitu: keturunan, jenis kelamin, hormon, lingkungan, gizi, status sosial ekonomi, latihan, kesehatan, pengaruh keluarga, pengaruh geografis, stimulasi psikologi dan pembelajaran yang dilaksanakan secara terpadu penting dalam membentuk karakter anak. Guru memiliki tugas dan peranan utama untuk menghasilkan pendidikan yang berkualitas dalam dunia pendidikan, meskipun guru bukanlah satu-satunya sumber belajar. Untuk itu guna mencapai pembelajaran yang efektif sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran, suasana kondisi kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk berinteraksi dengan yang lain. Guru harus menciptakan suasana belajar yang nyaman dan kondusif, di mana hubungan interaksi dan kerja sama antar anak terjalin dengan baik serta aktivitas belajar menjadi menarik, menyenangkan dan bermakna.
Pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) pada anak adalah bermain sambil belajar (Edwards, S. 2017). Belajar dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak. Ketika anak-anak merasa senang dan nyaman, ia akan mampu belajar dengan baik, seperti Mihaly Chikszentmihaly (1998) (dalam Moh. Sholeh Hamid, 2011: 19) menjelaskan dalam teori alir flow theory bahwa umat manusia itu bisa melaksanakan apa pun dengan cara yang terbaik, sehingga mereka mampu terlibat secara total dalam aktivitas yang menyenangkan. Berdasarkan uraian tersebut maka perlu dimunculkan sebuah strategi edutainment yang memadukan antara dua aktivitas yaitu pendidikan dan hiburan. Strategi edutainment tentu sangat menarik bila dikembangkan dengan sistematis dan terstruktur. Jika strategi edutainment berjalan dengan baik, maka pembelajaran di kelas akan ada perubahan yang signikan, dari sesuatu yang membosankan menjadi menggembirakan dan membahagiakan, dari sesuatu yang menakutkan menjadi sesuatu yang menyenangkan atau dari sesuatu yang dibenci menjadi sesuatu yang disenangi dan dirindukan peserta didik. Sangat menarik dan sesuai diterapkan pada pembelajaran anak. Strategi edutainment memadukan pendidikan dengan hiburan sesuai dengan dunia anak yaitu dunia bermain yang menyenangkan dengan menyelipkan humor dan permainan dalam materi pembelajaran yang diberikan, sayangnya tidak semua tempat belajar menerapkan edutainment. Di mana strategi edutainment ini sangat cocok dipergunakan saat ini, yang juga untuk mengimbangi dimana jaman teknologi sudah kian merajai dunia anak-anak, optimis anak-anak pasti merasa senang dalam hal mengikuti aktivitas pembelajaran yang sama seperti sedang bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain. Peserta didik tidak lagi mengalami kejenuhan atau kebosenan pada saat pembelajaran.
Edutainment
Strtategi edutainment sangat efektif dalam meningkatkan percaya diri anak sehingga proses pembelajaran yang didesain dengan memadukan antara muatan pendidikan dan hiburan secara harmonis sehingga muatan pendidikan untuk pembelajaran yang berlangsung menyenangkan. Menurut Hamruni, Albab menyatakan bahwa edutainment adalah pembelajaran yang berlangsung dan dilaksanakan secara berpusat pada peserta didik sebagai pusat pembelajaran dan sebagai mata pelajaran. (Albab, 2018), sehingga pembelajaran berbasis edutainment anak merupakan pelaku utama, yaitu sebagai subyek yang melakukan dan bukan lagi sebgai subyek penerima, guru hanya memfasilitasi interaksi social kepada anak dengan memasukkan berabagai pembelajaran dalam bentuk hiburan. Pemilihan strategi edutainment untuk meningkatkan percaya diri anak memerlukan program kegiatan dan tujuan yang jelas serta menyenangkan, strategi ini memerlukan persiapan baik alat maupun programnya agar anak memiliki percaya diri, sebab pada dasarnya anak suka berksplorasi, berimajinasi. Perkembangan tersebut berkaitaan dengan kemampuan belajar anak.
Metode pembelajaran yang menyenangkan dapat dilakukan dengan menciptakan suasana yang ceria. Selalu aktif di kelas baik guru dan peserta didik, karena metode pembelajaran edutainment dituntut agar suasana kelas menjadi menyenangkan. peserta didik tidak ada yang merasa terisolasi atau bersikap murung di pojok kelas maka dari itu guru memberikan humor-humor yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari dan menggunakan metode yang bervariasi seperti metode demonstrasi, pemecahan masalah, bermain peran dan lain sebagainya. Guru memberikan materi pembelajaran melalui permainan seperti contohnya, menayangkan slide proyektor, bahkan dapat dengan acara televisi, siaran radio, membuat alat peraga, dan lain sebagainya.
Dalam buku Revoluasi Pendidikan di Indonesia (Sutrisno, 2005:31), bahwa Edutainment berasal dari kata “Education (pendidikan)” dan “Entertainment (hiburan)”, jadi dari segi Bahasa berarti pendidikan yang menghibur atau menyenangkan. Sedangkan dari segi terminologi, edutainment adalah suatu proses pembelajaran yang didesain sedemikian rupa sehingga muatan pendidikan dan hiburan dapat dikombinasikan secara harmonis, sehingga pembelajaran lebih menyenangkan, pembelajaran yang menyenangkan biasanya dilakukan dengan humor atau permainan (Game), bermain peran (Role Play) dan demonstrasi (Demonstration), tetapi dapat juga dengan rasa-rasa senang dan mereka menikmatinya.
Tujuan strategi edutainment ini adalah agar peserta didik bisa mengikuti dan mengalami proses pembelajaran dalam suasana hati yang gembira, menyenangkan, menghibur, mencedaskan dan melatih peserta didik untuk mengembangkan argumen yang kuat untuk menyelesaikan masalah kontroversial. Strategi edutainment ini membuat anak-anak merasa tidak sedang belajar, tetapi sedang melakukan kegiatan yang menyenangkan.
Sejarah Kebudayaan Islam
Dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia (PERMENAG RI) nomor 912 tahun 2013 tentang tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab. Dijelaskan bahwa “Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan catatan perkembangan perjalanan hidup manusia muslim dari masa ke masa dalam beribada, bermuamalah dan berakhlak serta dalam mengembangkan sistem kehidupan atau menyebarkan ajaran Islam yang dilandasi oleh akidah”. Titik tekan pada Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) ini yaitu kemampuan mengambil ibrah/hikmah (pelajaran) dari sejarah Islam, meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain, untuk mengembangkan Kebudayaan dan peradaban Islam pada masa kini dan masa yang akan datang. Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut: a. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. b. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan c. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah. d. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau. e. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwaperistiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. Adapun Ruang lingkup Sejarah Kebudayan Islam di Madrasah Ibtidaiyah meliputi: a. Sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW. b. Dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang meliputi kegigihan dan ketabahannya dalam berdakwah, kepribadian Nabi Muhammad SAW, hijrah Nabi Muhammad SAW ke Thaif, peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. c. Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yatsrib, keperwiraan Nabi Muhammad SAW, peristiwa Fathu Makkah, dan peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW. d. Peristiwa-peristiwa pada masa khulafaurrasyidin. e. Sejarah perjuangan Wali Sanga.
Berdasarkan uraian tersebut atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengambil ibrah/hikmah (pelajaran) dari sejarah Islam, meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena kehidupan saat ini dan kehidupan masa depan.
Perencanaan Pembelajaran Edutainment
Belajar dengan menggunakan strategi edutainment dimulai dengan perencanaan pembelajaran. Perencanaan dimaksudkan untuk mengarahkan pembelajaran supaya dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Perencanaan dalam pembelajaran edutainment. Menurut Khanifatul (2013: 22-30) sebagai berikut:
Guru
Cara yang dapat dilakukan oleh guru antara lain dengan menggunakan gestur, ekspresi wajah, pendekatan personal guru dan anak, dan humor sebagai interaksi dan komunikasi pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara. selingan humor dapat membantu guru dalam menciptakan suasana kelas menjadi santai serta kegembiraan selama proses pembelajaran di kelas. Humor dalam pembelajaran dapat merupakan komunikasi yang dilakukan guru, baik berbentuk sisipan kata, bahasa, dan gambar yang mampu menggelitik peserta didik sehingga mereka tersenyum dan tertawa. Humor dapat membuat komunikasi antara guru dan peserta didik menjadi lebih akrab dan terbuka. Oleh karena itu, anak biasanya senang berhubungan dengan guru yang menghibur. selain dapat menghibur seorang guru juga harus bersifat ramah terhadap peserta didiknya yang juga sebagai sifat khas dari seorang guru.
Kelas
Indikator keberhasilan pengelolaan kelas sendiri terdiri dari: 1) Terciptanya lingkungan belajar yang kondusif, tertib, disiplin dan bergairah; dan 2) adanya hubungan yang baik antara peserta didik dan guru maupun guru dan peserta didik secara interpersonal. Contoh pengelolaan kelas Ruangan diatur sedemikian rupa agar muncul suatu kenyamanan dalam belajar. Membuat pembelajaran di kelas menjadi menyenagkan. Gambar dipasang untuk memberikan stimulus terhadap mereka tentang pokok-pokok bahasan yang sedang dipelajari atau yang telah lalu. Sementara itu, pemasangan karya peserta didik dan poster afirmasi dimaksudkan untuk memberikan motivasi, sikap mental positif dalam belajar. Guru dapat menggunakan poster ikon, afirmasi atau lainnya, untuk media pembelajaran maupun sebagai sarana belajar agar dapat menciptakan suasana yang menarik di ruang kelas.
Waktu
Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), guru merumuskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sesuai ketentuan, lengkap dengan satuan pendidikan, mata pelajaran, kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal berupa penguatan spiritual, apersepsi, asosiasi, motivasi, tujuan pembelajaran. Kegiatan inti berupa eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Kegiatan akhir atau penutup berupa rangkuman atau simpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut. Kegiatan akhir pembelajaran dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh peserta didik. Kegiatan penutup dalam proses pembelajaran dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penggunaan pendekatan penelitian kualitatif didasarkan pada pertimbangan bahwa dalam pelaksanaan strategi edutaintment dalam proses pembelajaran mata peajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada peserta didik MIN 6 Jember dan melibatkan berbagai aspek yang harus digali lebih mendalam. Penelitian kualitatif merupakan penelitian untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Lexy J. Moleong, 2010:6) Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Suharsimi Arikunto, 2006: 129). Sumber data dalam penelitian ini yaitu dua guru kelas, satu kepala madrasah, dan 28 anak kelas III-B (tiga B) di MIN 6 Jember Desa Tanggul Wetan Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember, kegiatan pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas, dan sumber data tertulis berupa referensi yang digunakan peneliti dalam bentuk buku, catatan lapangan, serta foto. Sumber data digunakan untuk menelaah segi subjektif dan hasilnya dianalisis secara induktif.
Teknik Pengumpulan Data
Sutrisno Hadi (2001) membedakan metode pengumpulan data menjadi dua bagian yaitu observasi dan interview. Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian deskriptif di MIN 6 Jember Desa Tanggul Wetan Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember sebagai berikut :
Wawancara
Wawancara sebagai salah satu sumber data penelitian yang terlibat dalam pelaksanaan strategi edutaintment pada proses pembelajaran pada kelas III-B (Tiga B) maupun orang-orang yang mengetahui lebih dalam mengenai berbagai aspek yang berhubungan dengan proses pembelajaran. Sumber data dalam teknik wawancara adalah kepala madrasah, guru kelas, guru mata pelajaran atu guru pendamping MIN 6 Jember. sumber dan peneliti berdasarkan kisi-kisi wawancara sebagai berikut:
Tabel 1. Kisi – Kisi Wawancara
No |
Komponen |
Aspek yang ditanyakan |
1. |
Latar belakang |
- strategi edutaintment - penggagas penggunaan strategi edutaintment - pemilihan strategi edutaintment - awal mula penggunaan strategi edutaintment |
2. |
Perencanaan |
Perencanaan strategi edutaintment |
3. |
Pelaksanaan |
- Menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman - Materi pembelajaran relevan dan mudah dipahami - Melibatkan semua indera, otak kanan, dan otak kiri - Menantang otak untuk bereksplorasi sebanyak mungkin - Terdapat apersepsi dan recalling - Pembelajaran bersifat sosial. Menjadikan aktivitas fisik sebagai bagian dari proses belajar yang melibatkan mental dan tindakan - Pembelajaran mengakomodasi ragam kecerdasan yang dimiliki anak. |
Observasi
Arikunto (2010:200) membedakan jenis observasi menjadi dua, yaitu observasi non-sistematis (tanpa instrumen) dan observasi sistematis (instrumen). observasi bertujuan untuk mengetahui dan mendalami proses pembelajaran. Kegiatan observasi dilakukan di dalam maupun di luar kelas dengan mengamati langsung kegiatan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Peneliti melaksanakan pengamatan dengan mengguanakan pedoman observasi untuk memperoleh data yang diinginkan dan setiap informasi yang didapatkan kemudian dicatat dalam bentuk catatan lapangan yang digunakan untuk mencatat proses kegiatan pembelajaran sebagai bukti konkret untuk menganalisis data.
Tabel 2. Kisi-Kisi Observasi
No |
Komponen |
Aspek yang ditanyakan |
1. |
Pelaksanaan |
- Menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman - Materi pembelajaran relevan dan mudah dipahami - Melibatkan semua indera, otak kanan, dan otak kiri - Menantang otak untuk bereksplorasi sebanyak mungkin. - Penggabungan semua bahan yang dipelajari - Pembelajaran bersifat social - Menjadikan aktivitas fisik sebagai bagian dari proses belajar yang melibatkan mental dan tindakan - Pembelajaran mengakomodasi ragam kecerdasan yang dimiliki anak |
Dokumentasi
Informasi yang didapat tidak hanya dalam bentuk buku, majalah, tetapi juga berupa gambar ataupun suara. dokumentasi digunakan sebagai sumber data karena dokumentasi dapat dimanfaatkan untuk merekam proses kegiatan pembelajaran yang digunakan untuk menganalisis data. Dokumentasi bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan strategi edutainment dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelompok kelas III-B (Tiga B) di MIN 6 Jember. Dalam pendokumentasian kegiatan belajar mengajar disertai dengan foto-foto ataupun video.
Tabel 3. Kisi-Kisi Dokumentasi
No |
Komponen |
Aspek yang ditanyakan |
1. |
Perencanaan |
- RPP - Kegiatan guru dalam mempersiapkan kegiatan belajar mengajar dengan strategi edutainment - Kegiatan guru dalam mempersiapkan lingkungan belajar strategi edutainment |
2. |
Pelaksanaan |
- Kegiatan awal - Kegiatan inti - Istirahat - Kegiatan akhir |
Teknik Analisis Data
Sugiyono (2011:244), analisis data adalah proses mencari, menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. Proses penyusunan data berarti menggolongkannya dalam pola, tema, atau kategori. Tanpa ada kategori atau kualifikasi data, maka data tersebut tidak dapat ditafsirkan. Tafsiran atau interpretasi artinya memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau kategori, mencari hubungan antara berbagai konsep. Interpretasi menggambarkan perspektif atau pandangan peneliti terhadap kondisi yang ada di lapangan ataupun data yang diperoleh peneliti (Lexy, 2010:103) Analisis data dalam penelitian di MIN 6 Jember dilakukan selama penelitian, dan setelah selesai penelitian di lapangan. Analisis data dilakukan dengan cara mengorganisasikan data yang diperoleh ke dalam sebuah kategori, menjabarkan data ke dalam unit-unit, menganalisis data yang penting, menyusun atau menyajikan data yang sesuai dengan masalah penelitian dalam bentuk laporan, dan membuat simpulan supaya mudah dipahami.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Serangkaian proses hasil penelitian ini ada temuan penelitian yang perlu ditindaklanjuti dan dapat dijadikan bahan rujukan dalam rangka membantu pemerintah dalam hal meningkatkan mutu pendidikan, temuan penelitian tersebut antara lain sebagai berikut:
Hasil wawancara pelaksanaan strategi edutainment dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MIN 6 Jember sebagai berikut:
“Pembelajaran Edutainment di sini lebih ditekankan kepada pembelajaran yang menyenagkan dan nyaman untuk anak, berusaha membuat anak itu belajar tetapi juga terhibur, anak itu enjoy ketika belajar. Seperti madrasah lain pembelajaran di sini dilaksanakan mulai dari perencanaan pembelajaran.” hasil ini diperoleh data yaitu pelaksanaan strategi edutainment di MIN 6 Jember dengan pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran dilakukan lebih menekankan pada kenyamanan dan kesenangan anak.
Pembelajaran diberikan pada anak tanpa anak merasa sedang belajar. Proses pembelajaran dimulai dengan perencanaan pembelajaran. Hasil wawancara tersebut diperjelas dan diperkuat dengan hasil dokumentasi pelaksanaan strategi edutainment dalam pembelajaran pada kelas III-B (Tiga B) di MIN 6 Jember sebagai berikut:
Berdasarkan hasil dokumentasi diperoleh data tentang pelaksanaan strategi edutainment dalam pembelajaran MIN 6 Jember yaitu dimulai dengan persiapan pembelajaran. Guru mempersiapkan media, alat, dan bahan pembelajaran yang disesuaikan dengan materi pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan memberikan materi pembelajaran melalui permainan-permainan, dramatisasi yang melibatkan guru ikut bermain peran, melakukan pembelajaran tidak hanya di dalam kelas tapi juga di luar kelas.
Perencanaan Pembelajaran
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh data tentang perencanaan pembelajaran MIN 6 Jember sebagai berikut:
“dalam perencanaan pembelajaran, guru membuat pemetaan standar kelulusan (SKL), kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD), perencanaan program tahunan, program semester, silabus, analisis rencana pekan efektif, setelah itu baru dibuat RPP. Kegiatan harian, pagi sebelum anak-anak masuk kelas guru menyiapkan alat, bahan, dan media untuk belajar anak mulai dari kegiatan awal. kegiatan inti, dan kegiatan akhir/penutup. Untuk kegiatan harian, guru memunculkan ide-ide kreatif sendiri dalam mengembangkan RPP yang telah dibuat dengan memberikan permainan-permainan, nyanyian-nyanyian dan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan untuk anak.”
Persiapan Metode Pembelajaran Edutainment
“Guru pada kegiatan sehari-hari lebih mengembangkan pembelajaran dalam RPP dengan memberikan permainan-permainan yang membangkitkan semangat anak dengan permainan yang melibatkan aktivitas fisik, tetapi juga mengandung nilai pembelajaran untuk anak, jadi anak tetap senang dan gembira saat belajar.” Maka anak akan merasa bahwa keadaan pembelajaran di sekolah sangat menarik dan anak menjadi tidak bosan jika berada di dalam kelas.
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh data perencanaan pembelajaran MIN 6 Jember dimulai dengan penyusunan program tahunan yang merupakan penjabaran dari kurikulum madrasah yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama. Menyusun Standar Kelulusan (SKL), kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD), program tahunan, program semester, silabus, analisis rencana pekan efektif, setelah itu baru dibuat RPP. Hasil wawancara tersebut diperkuat dengan hasil dokumentasi tentang perencanaan pembelajaran MIN 6 Jember, sebagai berikut:
Pelaksanaan Pembelajaran
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran edutainment MIN 6 Jember sebagai berikut:
“pembelajaran yang menggunakan strategi edutainement, kami menggunakan banyak cara seperti dengan role play, demonstrasi, dialog antara guru dan peserta didik atau peserta didik dengan temannya, bercerita, mendengarkan cerita, yang pastinya kita sesuaikan dengan pokok materi pembelajarannya.”
“untuk pelaksanaan pembelajaran setiap harinya dilakukan dengan kegiatan awal dengan berbaris didepan kelas, pemeriksaan kelengkapan atribut, kebersihan dan kerapian pakaian, kuku dan berdoa. Untuk kegiatan inti belajar yang menyenangkan di kelas, istirahat, dan kegiatan akhir yang pasti dengan memberikan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan pada anak, menantang anak untuk mencari tahu dengan kegiatan bercakap-cakap, cerita, demonstrasi, eksperimen, bermain drama, permaian-permainan fisik lainnya.”
“Kami kemas, yang mana ada hari-hari yang sangat menyenangkan, terutama setiap hari sabtu peserta didik menggunakan seragam olahraga, beberapa kesempatan kita ajak mereka jalan-jalan ke sekitar lingkungan madrasah. terkadang kita berhenti di suatu tempat seperti lapangan atau tempat yang cukup aman untuk anak-anak bermain dan mengeksplor lingkungan yang kita temui dan setelahnya anak diwajibkan untuk menceritakan apa saja yang mereka temui tadi.”
Berdasarkan hasil wawancara pelaksanaan pembelajaran MIN 6 Jember dilakukan dengan pemberian materi pembelajaran melalui kegiatan-kegiatan yang menyenangkan dengan metode-metode pembelajaran yang bervariasi seperti metode eksperimen, bermain peran, demonstrasi, percakapan, dan lain sebagainya. Kegiatan dimulai dari kegiatan awal, inti, kegiatan akhir atau penutup, dan diakhiri dengan pulang.
Hasil wawancara tersebut diperkuat dengan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran MIN 6 Jember pada saat pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, sebagai berikut:
“Guru memberikan arahan dan petunjuk pembelajaran, selanjutnya guru mengajak peserta didik untuk bermain “peran”, peserta didik berpura-pura menjadi karakter orang lain, diminta mencari sendiri beberapa teman yang sebelumnya peserta didik telah diberi bekal atau pengarahan, sambil bersholawat badar bersama-sama, salah satu anak ada yang menjadi sahabat nabi, menjadi orang kafir Quraisy. Secara tidak langsung anak anak bermain dan mampu menangkap petunjuk dari guru dengan baik ketika mereka sedang belajar, permainan ini sering disebut role play, seusai permainan, guru mengajak anak untuk menanggapi satu sama yang lain.”
“selain bersholawat, guru juga sambil bernyanyi memperagakan bertepuk tangan, dan menggosok-gosok tangan “digosok-gosok..3x” sambil ditirukan oleh anak-anak, kemudian dengan cepat, tangan guru memegang telinga tapi suara guru menyebut “pegang hidung”. Nanti anak-anak akan menirukan yang mana, apakah menirukan tangannya guru atau suara guru, hal ini menarik dan menyenangkan. Guru: ”Ayo anak-anak, kita bersholawat, (peserta didik menirukan) Yuk kita coba 1,2,3!” Anak-anak bersholawat dengan penuh semangat. ..”
“Setelah selesai pembelajaran kemudian guru melakukan ulasan kembali kegiatan yang telah dilakukan tadi, kemudian guru mempersilakan beberapa anak untuk maju untuk merespon, menilai bagaimana pengalaman belajar tadi.”
Berdasarkan hasil observasi tentang pelaksanaan pembelajaran edutainment MIN 6 Jember dilakukan melalui pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan metode-metode pembelajaran yang bervariasi seperti metode bermain, demonstrasi, percakapan, dan lain sebagainya. Pembelajaran dimulai dari kegiatan awal dengan kegiatan fisik melalui permainan-permainan yang menyenangkan dan membuat anak saling berinteraksi satu sama lain. Dilanjutkan kegiatan inti dan kegiatan akhir. Dari kegiatan awal hingga kegiatan akhir dilakukan dengan kegiatan yang menyenangkan dan melibatkan seluruh aspek perkembangan anak.
Data wawancara dan observasi tersebut diperkuat dengan hasil dokumentasi pembelajaran edutainment MIN 6 Jember sebagai berikut:
Berdasarkan data dokumentasi tentang pelaksanaan pembelajaran berstrategi edutainment MIN 6 Jember dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang menyenangkan. Peserta didik terlihat sangat antusis, semangat dan senang mengikuti kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan data wawancara, observasi, dan dokumentasi pelaksanaan pembelajaran berstrategi edutainment MIN 6 Jember dimulai dengan kegiatan awal, yaitu dengan kegiatan fisik yang dikemas dalam permainan-permainan yang menyenangkan dan menantang anak, melibatkan seluruh aspek yang dimiliki anak, dan membuat anak saling berinteraksi dan berkomunikasi, baik dengan teman-temannya maupun dengan guru. Kegiatan inti dilakukan melalui permainan-permainan yang menantang. Dalam setiap tugas untuk anak guru selalu memberikan pengantar kegiatan. Guru membicarakan tentang pokok materi kegiatan melalui role play, cerita dan dialog atau berbincang-bincang langsung dengan anak-anak. Setelah semua anak paham dan mengerti tentang poko materi yang dibahas guru memberikan penilaian dan kegiatan sesuai yang tercantum dalam RPP dengan beberapa kegiatan yang dikembangkan oleh guru, satu persatu kegiatan dijelaskan dan didiskusikan dengan anak-anak. Setelah anak anak paham tentang kegiatan yang akan dilakukan anak-anak duduk dengan rapi dan berdoa.
Kondisi lingkungan yang nyaman dalam proses pembelajaran diciptakan dengan memberikan pembiasaan-pembiasaan pada anak untuk selalu bertanggung jawab atas yang dilakukan, selalu menjaga kebersihan dan kerapian agar kelas tetap rapi, bersih, aman, dan nyaman. Selain itu, guru juga menciptakan lingkungan yang aman pada anak dengan memberikan kegiatan-kegiatan yang menggembirakan yang edukatif sampai anak-anak merasa gembira, merasa aman dan nyaman mengikuti kegiatan pembelajaran.
Idealnya seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan harus melibatkan semua panca indera. Baik pendengaran, pengelihatan, kemampuan berbicara anak, dan fisik motorik anak, baik motorik halus maupun motorik kasar. Materi bersifat eksplorasi dan menantang otak kanan dan kiri, guru memberikan materi pembelajaran dengan berbagai metode sehingga anak merasa lebih tertantang untuk mempelajari berbagai hal. Kegiatan penutup sesuai dengan RPP yang telah dibuat, meskipun terkadang harus menyesuaikan dengan kondisi anak, situasi, dan sisa waktu. Kegiatan penutup dapat mengajak anak untuk menyampaikan ide gagasannya yang mengandung nasihat, dan menyimpulkan bersama materi yang telah dipelajarinya.
Pelaksanaan strategi edutainment berupaya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, nyaman, gembira, eksploratif, dan sesuai dengan kecerdasan yang dimiliki anak. Dalam proses pembelajaran, guru selalu melibatkan anak untuk diajak berdialog, memeragakan karakter tokoh, menjawab pertanyaan, memecahkan masalah, berdiskusi, dan bertukar pengalaman. Pembelajaran berstrategi edutainment MIN 6 Jember diterapkan melalui model pembelajaran area (minat). Pada setiap kegiatan anak diberi kesempatan memilih area mana dulu yang akan dilakukan sesuai materi yang sebelumnya dijelaskan oleh guru.
Pelaksanaan pembelajaran edutainment menjadikan peserta didik sebagai pusat pembelajaran. Materi pembelajaran merupakan olahan dari pengalaman pengalaman yang dialami langsung oleh peserta didik. Hal ini terlihat pada proses pembelajaran. Guru selalu membuka kegiatan dengan kisah atau cerita kemudian mengaitkan cerita-cerita anak dengan materi yang akan dipelajari, dengan lingkungan dirumah. Anak melakukan sendiri, mengamati dan menarik simpulan sendiri dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Dalam pembelajaran guru selalu memacu dan memotivasi anak untuk dapat bersosialisasi dengan teman-temannya, seperti bekerja sama, tolong-menolong, berkompetisi, saling menghargai, dan menghormati. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara klasikal, berkelompok, dan individu.
Kegiatan pembelajaran edutainment dari kegiatan awal hingga kegiatan akhir guru memberikan kesempatan dan kebebasan pada anak untuk mengeksplorasi, memanfaatkan, dan menggunakan semua fasilitas yang disediakan di madrasah, baik yang ada di dalam kelas maupun yang di luar kelas. Guru selalu memberikan motivasi pada anak untuk terus mengeksplorasi apa saja yang sedang dipelajari, guru memberikan reward pada anak-anak yang berhasil melakukan sesuatu, dan menyelesaikan tugas dengan baik dan sebaliknya guru memberikan punishment bagi anak yang belum menyelesaikan tugasnya. reward dan punishment dapat berbentuk kata-kata, ungkapan, gerakan dan lain sebagainya, disamping itu juga lingkungan yang nyaman dalam proses pembelajaran diciptakan dengan memberikan pembiasaan-pembiasaan pada anak untuk selalu bertanggung jawab atas kegiatan yang dilakukan, selalu menjaga kebersihan dan kerapian agar kelas tetap bersih, rapi, aman, dan nyaman. Selain itu guru selalu tersenyum dan ramah terhadap semua anak. Guru memberikan pujian dan nasihat dengan cara yang halus dan bijak.
PENUTUP
Pelaksanaan strategi edutainment dalam proses pembelajaran di MIN 6 Jember yang pertama dilakukan adalah dengan menyusun Standar Kelulusan (SKL), kompetensi inti (KI), kompetensi dasar (KD), program tahunan, program semester, silabus, analisis rencana pekan efektif dan RPP. yang mengacu pada kurikulum madrasah dari Kementerian Agama. Pembelajaran di MIN 6 Jember cukup sesuai dengan perencanaan pembelajaran edutainment, yaitu perencanaan yang meliputi pengelolahan guru, lingkungan, dan pengelolahan waktu. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran di MIN 6 Jember yaitu dengan memberikan materi pembelajaran melalui permainan-permainan yang menyenangkan. Pelaksanaan dilakukan melalui tiga tahap yaitu awal yang diisi dengan apersepsi dan fisik melalui permainan. Tahap kedua yaitu kegiatan inti, tujuan memberikan pembelajaran yang menarik, menantang, membuat anak merasa tidak sedang belajar tetapi sedang melakukan kegiatan yang menyenangkan. Pada tahap kegiatan akhir kegiatannya disesuaikan dengan keadaan yang ada.
Kegiatan mengulas kembali kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan guru-guru di MIN 6 Jember dalam mengembangkan kreativitasnya untuk memberikan pembelajaran yang menarik, menantang dan bermakna untuk peserta didiknya. Guru-guru mengembangkan permainan, media, dan alat pembelajaran dengan memaksimalkan fasilitas yang tersedia di lingkungan sekitarnya. Guru-guru melaksanakan pembelajaran dengan sepenuh hati, dengan raut wajah yang gembira yang mengisyaratkan ketulusan dari seorang guru, serta memberikan pembelajaran yang fleksibel, santai, dan juga menyenangkan. sehingga terwujud pembelajaran edutainment yang bermakna dan tepat sasaran.
Faktor penghambat dan faktor pendukung pelaksanaan strategi edutainment dalam pembelajaran di MIN 6 Jember adalah yang pertama faktor penghambat (1) perbedaan tingkat kompetensi, motivasi dan kreativitas yang dimiliki oleh masing-masing guru, (2) adanya sebagian anak merasa tak sabar ingin dapat mencapai nilai terbaik dalam beberapa target akademiknya. Faktor pendukung yaitu (1) keceriaan anak dalam semangat belajar, keinginan untuk menangkap dan menanya secara aktif dalam mengikuti semua proses pembelajaran, (2) kreativitas guru dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, (3) tersedianya alat permainan yang edukatif yang juga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Abu & Supriono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta. Rinika Cipta.
Albab, U. 2018. Teori Mutakhir Pembelajaran: Konsep Edutainment Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. El-Tarbawi, 11(1), 51–62.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. (Rev. ed). Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: suatu pendekatan praktek, Jakarta: Rineka Cipta.
Buno, H. 2005. Model Pembelajaran Menciptakan Pendidikan Proses Belajar-Mengajar Yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Dahar, R. W. 2006. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Edwards, S. 2017. Play-based learning and intentional teaching: Forever different? Australasian Journal of Early Childhood, 42(2), 4–11. https://doi.org/10.23965/AJEC.42.2.01
Hamid, M. S. 2011. Metode Edutainment. Yogyakarta: Diva press.
Hamruni. 2009. Edutainment dalam Pendidikan Islam dan Teori-teori Pembelajaran Quantum. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga.
Huberman, Micheles dan Miles Matthew. 1992. Analisis Data Kualitatif. UI Press. Jakarta.
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 912 tahun 2013 tentang tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab. Jakarta: diperbanyak oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.
Khanifatul. 2013. Pembelajaran Inovatif: Strategi Mengelola Kelas Secara Efektif Dan Menyenangkan. Ar-Ruzz Media: Jakarta.
Lexy J. Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Siswoyo, D., dkk. 2008. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Soejono, Ag. 1983. Metode Khusus Sejarah Kebudayaan Islam. Bandung: Ilmu.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sutrisno. 2001. Membedah Metode dan Teknik Pendidikan Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: Ar-Ruzz.
. 2005. Revoluasi Pendidikan di Indonesia, Membedah Metode dan Teknis Pendidikan Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: As-Ruzz.
Wahyu, W. 2001. Manajemen Bahasa. Jakarta: Gramedia.
*) penulis adalah guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
Tulisan Lainnya
MANAJEMEN KELAS DALAM PROSES PEMBELAJARAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN DASAR (MAKALAH)
Oleh : SYAIFUDIN ZUHRI GURU MATA PELAJARAN SKI, MIN 6 JEMBER BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pendidikan yang dilaksanakan di sekolah didominasi o
MEDIA CARD SORT DALAM MENGATASI KEJENUHAN PESERTA DIDIK PADA MATERI MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (MAKALAH)
Oleh : SYAIFUDIN ZUHRI Guru Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, MIN 6 Jember PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia telah mengalami berbagai perkembang